Minggu, 02 April 2017

Abacus

Abacus (Sempoa)

15092011
Abacus, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan sempoa ini adalah alat kuno untuk berhitung yang dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi biji-biji yang bias digeser-geserkan. Sempoa digunakan untuk melakukan operasi aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian dan akar kuadrat.
Sempoa telah digunakan berabad-abad sebelum dikenalnya system bilangan Hindu Arab dan sampai saat ini masih dipergunakan pedagang di berbagai belahan dunia seperti di Tiongkok.
Sempoa sering digunakan sebagai alat hitung bagi tuna netra karena biji-biji pada sempoa dapat dengan mudah dirasakan dengan jari-jari. Sehelai kain lembut atau selembar karet biasanya diletakkan dibawah sempoa untuk mencegah biji-biji bergerak secara tidak sengaja.
Sejarah Abacus
Asal-usul sempoa sulit dilacak karena alat hitung yang mirip-mirip sempoa banyak dikenal di berbagai kebudayaan di dunia. Konon sempoa sudah ada di Babilonia dan di Tiongkok sekitar tahun 2400 SM dan 300 SM. Orang zaman kuno menghitung dengan membuat garis-garis dan meletakkan batu-batu di atas pasir yang merupakan bentuk awal dari berbagai macam variasi sempoa.
Dalam bahasa Inggris, sempoa dikenal dengan nama abacus. Penggunaan kata abacus sudah dimulai sejak tahun 1387, meminjam kata dalam bahasa Latin abakos yang berasal dari kata abax yang dalam bahasa Yunani berarti “tabel perhitungan.” Dalam bahasa Yunani, kata abax juga berarti tabel untuk menggambar bentuk-bentuk geometris di atas debu atau pasir. Ahli linguistik berspekulasi bahwa kata abax berasal dari kata ābāq yang dalam bahasa Ibrani yang berarti “debu.” Pendapat lain mengatakan abacus berasal dari kata abak yang dalam keluarga bahasa Fenisia berarti “pasir.”
Contoh Abacus.
Saya pernah les abacus (sempoa) ketika menduduki sekolah dasar. Abacus (sempoa) yang saya pelajari yaitu sempoa tipe 1-4, atau yang di kenal dengan sempoa Jepang (Soroban), yaitu sempoa yang terdiri dari 2 bagian, atas dan bawah. Bagian atas berisi 1 butir yang bernilai 5, sedangkan bagian bawah berisi 4 butir yang masing masing bernilai 1. Garis tengah di antara kelompok manik-manik tersebut disebut “garis nilai”. Pada kondisi nol, tidak ada manik-manik yang menempel pada garis nilai. Umumnya, perhitungan dimulai dari batang yang berada di tengah, bernilai satuan, dengan batang di sebelah kirinya bernilai puluhan, ratusan, dan begitu seterusnya ke arah kiri.
Jika kita sudah terbiasa menggunakan abacus atau sempoa ini adalah kita dapat menghitung lebih cepat tanpa perlu oret oretan dengan menghayalkan sempoa tersebut ada di depan kita, dan jari kita bergerak seolah olah menggerakkan sempoa tersebut, dan sampai saat inipun saya masih menggunakan sempoa bayangan dalam pertitungan sederhana seperti perkalian dan penjumlahan.
Ini adalah beberapa contoh bentuk abacus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar